Memang Menjengkelkan Punya Tetangga Rasa Bos Apa Lagi Pas Rapat RT
SAREKAT – OTOSIRKEL, Ada beberapa hal keseharian yang kadang bikin kita malas bertetangga dengan yang lainnya. Bukannya malas atau apa, karena tidak suka saja dengan cara yang mereka lakukan seolah semua pendapat masing-masing dari mereka itu merasa benar sendiri, niatan nya sih baik katanya memberi masukan dan saran saja, tapi masukan dan saran dari mereka itu maksa seperti kaya ada kepentingan pribadi atau kelompok tertentu yang mau menjatuhkan dan tidak suka.
Contohnya saat bakal ada pemilihan ketua RT, karena memang RT nya selalu itu-itu saja dan kadang gantinya dua bahkan tiga tahun sekali wajar dong RT tersebut bosan dan jenuh karena dia melulu RT. Akhirnya dengan inisiatif nya di kumpulkan lah para warga agar dilakukan pergantian RT.
Niat awal ingin cepat langsung tunjuk biar cepat pergantian RT nya tapi malah ada satu dua bahkan lebih yang mengusulkan agar pemilihan RT dilakukan secara demokratis, wahh ini sih keren karena bakal ada perubahan, tapi ada lagi warga yang mendebat katanya
“Mending langsung tunjuk aja deh biar cepat karena tetangga lainnya kan kerja semua dan kadang kalau hari libur ada yang ingin liburan, ada kerjaan tambahan dll maka nya kita efisiensi waktu,” kata yang duduk depan nya.
Pokoknya orang-orang kaya begini biasanya duduk paling depan dengan wajah serius kaya mau proklamasi kemerdekaan. Nada bicaranya pun selalu satu oktaf di atas orang lain. Pada akhirnya rapat RT ini hanya dipenuhi instruksi yang minim empati. Semua ide yang mereka sampaikan bagus, kecuali pendapat orang lain perlu “dikaji ulang”.
Giliran sudah mau setuju malah ada yang bilang “tunggu, apa baiknya kita gk evaluasi dulu prioritas kerja RT selama setahun ini?” Wah ini sudah kaya rapat mahasiswa yang lempar sana sini. Masalahnya yang paling menjengkelkan dia juga yang paling rewel main hp pas rapat. Tapi giliran ngumpulin iuran dia malah ngilang kaya sinyal hp di pelosok dunia.
Tapi yang paling menjengkelkan lagi ketika menunjuk orang itu untuk jadi RT dia malah gk mau, tapi malah nunjuk orang lain. Katakanlah semua hiruk-pikuk perdebatan itu selesai dan RT pun sudah ditentukan. Pasti selalu ada warga yang bilang “kenapa sih harus dia RT nya, gk sii itu aja,” lah masalahnya waktu itu anda ngomong aja enggak, apa lagi ngasih pendapat diem aja kaya patung dan sudah terpilih katanya setuju-setuju saja.
Hal begini yang bikin jengkel dan kadang sudah begini langsung tuh gembar-gembor sana sini, kaya deklarasi kalau tidak suka sama RT yang terpilih.
Mungkin itu hanya sekedar hal besar yang ada, namun hal-hal keseharian yang kecil pun kadang tetangga seperti ini sering menjulidi. Kita coba husnudzon tapi tau nya isu nya makin melebar kesana sini, kita gk pernah ikut campur tapi malah mereka ikut campur dalam urusan kehidupan kita. Yang mau tau bener kehidupan kita itu gimana, padahal gk pernah bikin susah tapi pas tau kita kesusahan malah di gibahin lagi.
Tapi mau bagaimana lagi warna-warni kehidupan yang penting kita sendiri tidak melakukan seperti itu kepada orang lain.