KilasLiputan

Menakar Biaya Hidup versi rilisan BPS 2025

07 Februari 2025

Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis bahwa masyarakat Indonesia yang mengeluarkan uang sebesar Rp21,250 itu tidak termasuk dalam kategori masyarakat miskin. Jujur saya terkejut dengan laporan ini, bagaimana bisa dengan pengeluaran sebesar Rp21,250 perhari dan hitungan nya hanya satu orang saja, kita tidak masuk dalam kategori masyarakat miskin. Data ini di rilis pada awal Januari kemarin, hasilnya garis kemiskinan berada pada rentang Rp 595,242 perkapita/perbulan. Tingkat kemiskinan hanya berada pada 8,57%. Namun disisi lain Bank Indonesia telah mengkategorikan Indonesia pada Upper Middle Income Country yang artinya Gros National Income perkapita Indonesia sudah mencapai $4,810*.

Namun jika kita merujuk pada Bank Dunia garis kemiskinan untuk kategori tersebut adalah pengeluaran yang ideal itu US$ 6,85  atau sekitar Rp 111,700 per hari. Ternyata 5x lipat lebih besar dari versi BPS yang di rilis. Maka dari itu saya mencoba untuk membuat sebuah perhitungan di satu kota yang tinggal cukup lama yaitu kota Cilegon yang disebut kota lurus, padahal ada belok-belok nya. Dengan belanja sehari 21,250. Ingat ini sehari hitungan nya, bukan per jam.

Pertama, saya coba mengunjungi warung madura atau kelontong yang biasa saya belanja disitu, dan bermaksud hanya membeli mie dan telor saja, saya membeli mie goreng sedap ternyata harga nya sudah 4,500 satu nya. Oke saya coba beli telor 2 ternyata harga satuan nya sudah melambung ke harga 3.000 jika saya beli 2 berarti 6.000 dong. Berarti saya baru beli segitu saja sudah 10.500 Yapp betul sisa uang tinggal 10,750. Hampir saja saya lupa karena galon isi ulang dirumah hampir habis akhirnya saya isi ulang ke langganan biasa, ternyata harganya sudah 6.000 akhirnya beli saja lah satu isi ulang galon, kita lihat sisa uang di kantong tinggal 4,750  ternyata saya ingin membeli sikat gigi dan satuan nya seharga 5.000 itu belum odol dan akhirnya saya pun nombok sebesar 10.000 lagi jadi total saya belanja untuk diri sendiri adalah 31,250 selamat akhirnya saya sudah menjadi orang kaya. Yap orang kaya bagi diri sendiri, mereka tidak menghitung ada berapa jumlah orang dalam satu rumah, metode bisa di ubah menjadi manipulasi hanya demi agar Indonesia terlihat baik di mata dunia, padahal nyatanya bobrok. Terlihat dari kebijakan ekonomi yang tumpang tindih antar inflasi,

Dan jika memakai metode versi Bank Dunia maka Indonesia akan berada dalam kondisi yang memprihatinkan makanya mereka menolak metode versi Bank Dunia, lucu bukan?

Ternyata untuk hidup di satu kota yang kecil saja sudah susah payah untuk bertahan hidup dengan menggunakan rilisan BPS. Nampaknya sudah jelas kebijakan moneter yang di politisasi sudah jelas nyatanya.

Admin Sarekat

Menghidupkan Suara Yang Tersekat di antara suara lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *