Zaman Sekarang Gk Ada yang Ngajak Kerja itu Susah
SAREKAT – OTOSIRKEL, Di tengah kemajuan teknologi dan pergeseran besar-besaran di dunia kerja, satu kenyataan pahit masih dihadapi banyak orang yaitu, kalau tidak ada yang ngajak kerja, peluang itu gk bakal ada, walaupun ada itu cuma 1% doang.
Ini bukan sekadar keluhan generasi muda atau para pencari kerja baru. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), per Februari 2025, angka pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 6,32 juta orang, atau sekitar 4,82% dari total angkatan kerja. Angka ini memang menurun dari tahun-tahun sebelumnya, tetapi di balik itu, banyak orang yang bekerja di sektor informal atau menerima upah jauh di bawah standar hidup layak.
Tenaga Kerja Banyak, Lowongannya Terbatas
Di era digital ini, banyak yang beranggapan peluang kerja makin mudah ditemukan lewat platform seperti LinkedIn, Jobstreet, dan lainnya. Tapi kenyataannya, mayoritas lowongan kerja yang tersedia masih mengutamakan “pengalaman minimal 2 tahun”, “punya koneksi industri”, atau bahkan “rekomendasi dari internal”. Maka tidak heran kalau koneksi atau orang dalam masih jadi salah satu faktor paling menentukan.
Sebuah laporan dari World Economic Forum (WEF) tahun 2024 menyebutkan bahwa 80% peluang kerja tidak pernah diiklankan secara publik. Pekerjaan itu biasanya diberikan lewat jaringan, pertemanan, atau rekomendasi langsung. Inilah yang memperkuat kesan bahwa di zaman sekarang, kalau nggak ada yang ngajak kerja, maka nyaris mustahil bisa masuk.
Lulusan Baru Banyak, Tapi Gak Dilirik
Tiap tahun, lebih dari 3 juta lulusan baru dari universitas dan sekolah vokasi bersaing masuk pasar kerja. Namun, lapangan kerja formal hanya tumbuh sekitar 1,8 juta per tahun (data Kementerian Ketenagakerjaan 2024). Akibatnya, banyak lulusan terpaksa menerima pekerjaan yang tidak sesuai jurusan atau bahkan tidak bisa bekerja sama sekali.
Tanpa pengalaman, tanpa kenalan di dalam, dan tanpa akses pada informasi lowongan “rahasia”, pencari kerja muda semakin terpinggirkan. Bahkan, ada yang akhirnya beralih ke gig economy kaya ojol, freelance, jualan online, bukan karena pilihan, tapi karena kepepet.
Nggak Semua Bisa Berjuang Sendiri
Faktanya, di dunia kerja hari ini, kemampuan saja tidak cukup. Banyak orang yang mampu, pintar, bahkan mau bekerja keras tapi tetap tak punya pintu masuk. Maka ketika seseorang bilang, “zaman sekarang kalau nggak ada yang ngajak kerja, itu susah banget,” itu bukan alasan itu realita.
Sudah saatnya kita ubah paradigma bukan hanya siapa yang terbaik yang dapat kerja, tapi siapa yang membuka jalan bagi orang lain untuk bisa ikut bertumbuh. Ajakan kerja bisa jadi perubahan hidup seseorang. Dan kalau kamu sudah sampai di titik aman, mungkin sekarang giliran kamu untuk ajak yang lain naik.