Meradang! Ratusan Karyawan PT. PMSP Tak Di Gaji Berbulan-bulan
SAREKAT, LIPUTAN – Sejumlah karyawan dari perusahaan pelayaran PT. Putera Master Penyebrangan dan PT. Putera Master Sarana Penyeberangan Mulya, mengungkapkan kisah pilu mereka akibat gaji yang tidak dibayarkan selama berbulan-bulan.
Selain itu mereka juga mengeluhkan kelalaian perusahaan dalam memberikan jaminan sosial kesehatan dan tenaga kerja.
Keluhan itu disampaikan langsung di kediaman Ketua LSM Gappura Banten, Husen Saidan, yang turut mengawal dan memperjuangkan hak-hak para pekerja, Kluarahan Rawa Arum, Kota Cilegon, Rabu (7/5/2025).
Salah satu karyawan, Feri, menyebut bahwa banyak karyawan darat dan awak kapal sudah tidak menerima gaji selama berbulan-bulan.
Bahkan, sebagian besar tidak memiliki kepesertaan aktif BPJS Kesehatan maupun Ketenagakerjaan.
“Saya mewakili teman-teman sudah datang untuk memohon bantuan kepada Pak Husen Saidan agar dapat membantu menyampaikan langsung kepada pemilik perusahaan untuk segera membayarkan gaji dan hak-hak kami. Banyak yang sakit, bahkan ada yang meninggal dunia tanpa perlindungan BPJS,” ujar Feri.
Ia menceritakan kisah seorang masinis kapal yang meninggal dunia karena tidak bisa segera mendapatkan pertolongan medis akibat BPJS yang baru aktif beberapa jam setelah kejadian.
“BPJS baru aktif jam 12 siang, sementara almarhum butuh pertolongan sejak dini hari,” lanjutnya.
Feri menambahkan, dirinya dan rekan-rekan bekerja di bawah Upah Minimum Kota (UMK) Cilegon.
“Kami hanya menerima Rp2,8 juta per bulan, itupun sudah beberapa bulan tidak dibayarkan,” tegasnya.
Keluhan juga datang dari istri Feri, Santi, yang mengaku hidup dalam kondisi serba kekurangan akibat suaminya tidak menerima gaji.
“Sudah empat bulan kami tidak bisa bayar kontrakan. Untuk makan, saya sampai utang ke warung, totalnya sudah Rp1,5 juta,” ungkap Santi dengan mata berkaca-kaca.
Sementara itu, Kapten Ali, salah satu nahkoda dari perusahaan yang sama, membenarkan bahwa kondisi para awak kapal pun tidak jauh berbeda.
“Saya mewakili teman-teman kapal, kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Husen yang bersedia menerima dan mendengar kami. Faktanya, sudah delapan bulan ini kami tidak menerima gaji,” ujarnya.