Memahami Keabsrudan Stoikisme
Stoikisme adalah sebuah aliran filsafat yang muncul di Yunani kuno pada abad ke-3 SM. Aliran ini didirikan oleh Zeno dari Citium dan dikembangkan oleh Epiktetus dan Marcus Aurelius.
Mempunyai beberapa prinsip dasar yaitu
1. Virtus: Stoikisme menekankan pentingnya virtus, yaitu kebajikan atau keutamaan. Virtus dianggap sebagai tujuan utama hidup manusia.
2. Logos: Stoikisme percaya bahwa logos, yaitu akal atau nalar, adalah sumber kebijaksanaan dan kebenaran.
3. Indiferen: Stoikisme mengajarkan untuk tidak terlalu terikat pada hal-hal yang tidak dapat dikontrol, seperti kekayaan, kesenangan, atau pujian.
4. Kebijaksanaan: Stoikisme menekankan pentingnya kabijaksanaan dalam menghadapi kesulitan dan tantangan hidup.
5. Keseimbangan: Stoikisme juga mengajarkan untuk menjaga keseimbangan dalam hidup, baik dalam hal emosi, pikiran, maupun tindakan.
Kalau di pikir-pikir seseorang yang mempunyai gaya hidup stoik memiliki beberapa sifat yang kelihatan jelas sekali. Misalnya, mereka itu terkenal punya ketahanan emosi yang kuat. Jadi, kalau ada masalah atau kejadian yang tidak mengenakkan, mereka tidak gampang kebawa perasaan atau bahasa sekarang baperan. Emosi mereka tetep stabil dalam tetap tenang.
Dan, mereka juga kayak menerima takdir dengan lapang dada, atau biasa disebut “amor fati” yang artinya, mencintai nasib sendiri. Jadi, kalau ada hal-hal di luar kendali mereka, ya udah mereka terima aja, fokusnya malah ke cara mereka bereaksi ke situasi itu. Mereka lebih suka melihat gimana cara mereka bisa menyikapi hal-hal sulit.
Kalau soal nilai hidup, menurut hemat penulis, orang stoik ini fokusnya ke kebajikan sama karakter moral mereka, seperti pada prinsip dasar tadi, bukan ke hal-hal seperti sukses materi atau pengakuan dari orang lain. Mereka itu yakin kalau kebahagiaan sejati datangnya dari hidup yang baik, bukan dari hal-hal luar.