Terminal

Kalau Sudah Ikhlas, Ya Nggak Usah Tanya “Kenapa” Lagi

SAREKAT – TERMINAL, Ada satu titik dalam hidup di mana seseorang berhenti bertanya. Bukan karena semua pertanyaan sudah dapat jawaban, tapi karena dia udah capek. Udah lewat masa-masa nangis sambil nanya, “Kenapa sih aku?” Udah nggak lagi pengin debat sama semesta.

Titik itu namanya ikhlas. Dan percayalah, orang yang udah sampai situ, nggak butuh ceramah motivasi atau kutipan quotes dari Instagram. Apalagi ditanyain, “Kok kamu bisa setegar itu?” Lah, orang yang udah ikhlas itu bukan tegar, tapi udah berdamai. Bukan kuat karena latihan, tapi karena nggak ada pilihan selain lanjut hidup.

Di titik ikhlas, orang biasanya udah diem aja. Bukan karena nggak peduli, tapi karena udah selesai sama protes-protesan. Udah bukan waktunya main tarik urat sama nasib. Mau gimana lagi, toh kadang hidup emang nggak adil—tapi bukan berarti harus terus-menerus minta keadilan dari hidup yang emang nggak janji apa-apa sejak awal.

Kadang, kita yang nanya “kenapa”, justru belum ngerti bahwa nggak semua hal butuh alasan. Nggak semua luka harus dijelaskan. Dan nggak semua penderitaan perlu dikomentari. Ada yang cukup kita amini, kita peluk dalam hati, terus kita jalan lagi.

Karena ya begitulah hidup. Ada orang yang sibuk cari makna, ada juga yang udah pasrah jadi makna itu sendiri. Dan biasanya, yang terakhir ini nggak banyak omong. Dia diam, dia jalani, dia selesai.

Jadi, lain kali kalau kamu lihat seseorang yang bisa senyum meskipun habis kehilangan, atau bisa kalem meskipun hidupnya lagi porak-poranda—jangan buru-buru tanya, “Kok bisa?” Mungkin dia udah sampai pada level yang kita belum ngerti: ikhlas, tanpa perlu alasan. Dan itu bukan sesuatu yang bisa dijelaskan. Hanya bisa dijalani.

Dan tenang aja. Nanti giliran kamu sampai juga ke titik itu, kamu juga nggak bakal nanya-nanya lagi.

Admin Sarekat

Menghidupkan Suara Yang Tersekat di antara suara lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *