Dr Yoshinori Ohsumi Dan Konsepnya Tentang Autophagy
Seorang ilmuwan Jepang yang dikenal karena penelitiannya tentang autophagy, yaitu proses dimana sel-sel hidup memakan komponen-komponen yang tidak berguna atau rusak adalah Dr Yoshinori Ohsumi dari Jepang mengenalkan konsep Autophagy pada tahun 1980-an yang menjelaskan tentang besarnya manfaat ketika tidak mencerna makanan selama 12 jam dan ini sama halnya dengan berpuasa.
Ia menjelaskan bahwa saat tubuh tidak mendapatkan makanan dalam jangka waktu tertentu, ia memasuki fase pembersihan alami yang disebut autophagy. Nah dalam proses nya ini, tubuh menghancurkan dan mendaur ulang sel-sel yang rusak dan berbahaya, juga termasuk yang berpotensi menyebabkan penyakit seperti kanker dan Alzheimer, yang berarti “self eating”, adalah proses dimana sel memecah dan mendaur ulang komponen-komponenya sendiri. Setelah 12 jam tanpa makanan, dan tubuh mulai mengaktifkan ‘survival repair mode’ dengan beralih membakar lemak sebagai sumber energi.
Pada jam ke-16, autophagy mulai bekerja untuk membersihkan sel-sel rusak dan protein yang tidak berfungsi. Proses ini juga meningkatkan produksi hormon pertumbuhan yang mendukung regenerasi jaringan. Sel induk mulai beregenerasi, peradangan berkurang dan sistem kekebalan tubuh diperbarui dengan sel-sel imun baru. Autophagy turut berperan dalam membersihkan racun, logam berat, dan sel pra-kanker, menjadikannya mekanisme penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Konsep autophagy semakin dikenal setelah Dr Yoshinori Ohsumi meraih Nobel Kedokteran pada tahun 2016 dan ia juga menerima beberapa penghargaan lain, termasuk Hadiah Internasional Albert Lasker untuk Penelitian Dasar dalam Kedokteran pada tahun 2016.
Dan penelitian ini telah membuka jalan bagi pemahaman yang lebih baik tentang proses ini dan perannya dalam berbagai penyakit, termasuk kanker, penyakit neurodegeneratif, dan penyakit metabolik. Penelitian ini juga telah membuka kemungkinan untuk pengembangan terapi baru untuk mengobati penyakit-penyakit tersebut.