Bedah Buku Keadilan Gender, GPLD & Karang Taruna Batukuda Tebar Kebaikan Santunan Anak Yatim
Serang – Gerakan Pemerhati Literasi Desa (GPLD) bersama dengan Karang Taruna Desa Batukuda menggelar buka bersama, santunan anak yatim dan seminar bedah buku berjudul “Keadilan Gender” pada hari Rabu (26/3/2025) yang bertempat di Aula Kantor Desa Batukuda, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang.
Di seminar bedah buku Keadilan Gender ini mengusung tema “Melindungi Hak Perempuan dan Anak: Stop Pelecehan Seksual” yang dibedah oleh tiga narasumber langsung yakni, Ades Suntama selaku penulis buku Keadilan Gender, Ketua Karang Taruna Desa Batukuda serta Muhaimin selaku direktur Sekolat Filsafat Avereos.
Rizki Dwi Mauladi selaku ketua Gerakan Pemerhati Literasi Desa Batukuda (LPDP) mengatakan, GPLD hadir sebagai wadah generasi muda yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan budaya literasi khususnya pemuda di desa Batukuda.
“Menurut kami literasi sangat penting untuk dimiliki dalam kehidupan sehari-hari, karena budaya literasi yang hidup ditengah masyarakat dapat meningkatkan minat dan bakat, serta jiwa kepemimpinan dan kepedulian sosial dalam masyarakat,” Ujar Rizki kepada awak media.
Lebih lanjut Rizki mengatakan, literasi bukan hanya sebatas pengetahuan dalam membaca dan menulis saja tapi tentang menjawab problematika yang kerap hadir ditengah masyarakat.
“Semoga dengan seminar bedah buku Keadilan Gender ini kita mendapatkan wawasan dan informasi baru tentang peran laki-laki dan hak perempuan, sehingga kekerasan verbal yang kerap dialami oleh perempuan dapat diatasi,” Ujarnya.
Sementara itu, Ades Suntama selaku penulis buku Keadilan Gender dan narasumber mengatakan, keadilan gender bukan hanya tentang kesetaraan hak, tetapi juga tentang membangun ekosistem sosial yang mendukung setiap individu untuk berkembang tanpa batasan dan diskriminatif.
“Melalui literasi, kita dapat membuka wawasan, mengubah pola pikir, dan mendorong kebijakan yang lebih inklusif,” ujar Ades.
Harapan Ades dengan diskusi dan seminar bedah buku ini dapat memberikan dampak yang baik kepada masyarakat dan pengetahuan yang baru tentang pentingnya keadilan gender ini, sehingga perlahan dapat mengikis budaya patriarki yang berkembang di dalam masyarakat.
“Saya berharap seminar ini dapat menjadi langkah nyata dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, anak, dan seluruh kelompok yang masih menghadapi ketidakadilan gender, khususnya warga kami di desa Batukuda,” pungkasnya.