Tanggal Esensial 17+8 Reset Kembali Tuntutan Rakyat, Rombak Kabinet Hingga Paket Stimulus
SAREKAT – LIPUTAN, Presiden Prabowo Subianto kembali merombak kabinet pada Selasa 17/9/2025. Perombakan ini menjadi yang kedua dalam sebulan terakhir, setelah reshuffle sebelumnya dilakukan pada 8 September 2025.
Tanggal 17 September disebut sarat simbolisme karena identik dengan angka “17+8”, yang dikaitkan dengan daftar tuntutan masyarakat: 17 tuntutan jangka pendek dan 8 tuntutan jangka panjang. Tuntutan tersebut mencakup peninjauan kebijakan ekonomi dan ketenagakerjaan, audit DPR, reformasi Polri, hingga pembatasan peran TNI dalam urusan sipil.
Dua Kali Reshuffle dalam Sebulan
Pada perombakan 8 September, Presiden menunjuk Letjen TNI (Purn) Djamaril Chalidga sebagai Menko Polhukam, Erick Thohir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, serta sejumlah wakil menteri baru.
Sementara itu, reshuffle 17 September menyasar jabatan kepala badan setingkat menteri. Beberapa posisi strategis yang diisi antara lain:
Angga Raka Prabowo sebagai Kepala Badan Komunikasi Pemerintah
M. Godari sebagai Kepala Staf Kepresidenan
Nurhasan dan Sonny Sanjaya pada posisi strategis lainnya
Stimulus Ekonomi “8+4+5”
Bersamaan dengan reshuffle, pemerintah merilis paket stimulus ekonomi senilai Rp16,2 triliun. Program ini dibagi ke dalam tiga fase: 8 program akselerasi di tahun berjalan, 4 program di tahun berikutnya, serta 5 program prioritas penciptaan lapangan kerja.
Beberapa program unggulan meliputi:
Bantuan pangan 10 kg beras untuk rumah tangga miskin hingga Desember 2025
Perluasan penerima PKH 21 DTP, mencakup pekerja informal, transportasi, dan nelayan
Diskon iuran JKK dan JKM bagi pekerja sektor informal
Program magang bagi lulusan baru dengan insentif bagi perusahaan penerima
Langkah reshuffle dan stimulus ini dinilai sebagai strategi Presiden Prabowo untuk merespons tuntutan publik sekaligus menjaga stabilitas ekonomi nasional.