Memahami Bahwa Konsep Rezeki itu Tertakar, Bukan Tertukar
SAREKAT – CATATAN, Dalam kehidupan sehari-hari, istilah rezeki sering dikaitkan dengan penghasilan, keberuntungan, atau kesempatan yang diperoleh seseorang. Namun, dalam perspektif filosofis dan religius, rezeki memiliki makna yang lebih luas, yakni segala bentuk karunia yang diberikan Tuhan kepada makhluk-Nya, baik berupa materi, kesehatan, ilmu, maupun ketenangan jiwa. Salah satu konsep menarik yang sering didiskusikan adalah “rezeki itu tertakar, bukan tertukar.”
Maksud Dari “Rezeki Tertakar”
Istilah tertakar mengandung makna bahwa rezeki setiap individu sudah diukur dan ditentukan sesuai takaran yang adil oleh Tuhan. Dalam ajaran Islam, misalnya, hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an Surah Hud ayat 6:
“Dan tidak ada satu pun makhluk melata di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya”
Ayat ini menegaskan bahwa rezeki telah ditetapkan dan dijamin. Prinsip ini mengajak kita untuk percaya bahwa setiap manusia memiliki porsi rezeki masing-masing yang sesuai dengan kapasitas, kebutuhan, dan takdir hidupnya.
Mengapa Bukan Tertukar?
Kalimat bukan tertukar bermakna bahwa rezeki seseorang tidak akan berpindah atau tertukar dengan rezeki orang lain. Tidak ada yang dapat mengambil hak orang lain karena sistem yang mengatur rezeki adalah absolut dan berada di luar campur tangan manusia. Hal ini sejalan dengan konsep qadar atau ketentuan dalam teologi Islam, yang menekankan bahwa segala sesuatu berjalan sesuai takdir yang telah digariskan.
Implikasi Konsep Ini
1. Menumbuhkan Sikap Optimis dan Tawakal
Memahami bahwa rezeki sudah tertakar akan mengurangi rasa cemas berlebihan terhadap masa depan. Seseorang akan lebih fokus berusaha tanpa rasa iri terhadap pencapaian orang lain.
2. Menghindari Perilaku Curang dan Kompetisi Tidak Sehat
Keyakinan bahwa rezeki tidak akan tertukar mendorong individu untuk bersaing secara sehat dan tidak menempuh jalan yang merugikan orang lain, karena rezeki orang lain tidak akan menjadi milik kita.
3. Mendorong Produktivitas
Konsep ini bukan berarti pasrah tanpa usaha. Justru, usaha adalah bagian dari proses menjemput rezeki yang telah disiapkan. Seperti disebutkan dalam banyak hadis, kerja keras dan doa menjadi jalan turunnya keberkahan.
Yakinkan Usaha dan Ikhtiar
“Rezeki tertakar, bukan tertukar” bukan sekadar kalimat motivasi, tetapi prinsip hidup yang mengandung nilai teologis, psikologis, dan sosial. Memahaminya akan menumbuhkan rasa syukur, mengurangi iri hati, dan memotivasi setiap orang untuk berusaha secara jujur, sambil meyakini bahwa segala hasil sudah berada dalam takaran yang tepat sesuai ketetapan Tuhan.