Esay

Konsep Ikhlas itu Gampang, Kalau Kita Yakin Ilmu itu Milik Allah Berarti Urusan Dunia Selesai

SAREKAT – ESSAY, Dalam kehidupan sehari-hari, istilah ikhlas sering kita dengar, bahkan sering kita jadikan nasihat kepada orang lain. Namun, memahami makna ikhlas secara mendalam bukanlah perkara yang sederhana. Ikhlas bukan sekadar berkata “saya rela” atau “saya tidak mengharap balasan”, tetapi ia adalah sebuah kondisi hati yang bersih dari keinginan selain ridha Allah.

Arti Ikhlas Artinya Memurnikan Niat

Secara bahasa, ikhlas berarti “bersih” atau “murni”. Dalam konteks agama, ikhlas adalah memurnikan niat dan amal hanya untuk Allah semata, tanpa mengharapkan pujian, balasan, atau kepentingan duniawi. Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa ikhlas adalah “tidak ada tujuan dalam amal ibadah selain mendekatkan diri kepada Allah.”

Lalu Apa Kaitannya dengan Ilmu?

Mengapa ikhlas sering dikaitkan dengan ilmu? Karena dalam Islam, ilmu bukanlah milik manusia. Ilmu adalah karunia Allah yang Dia titipkan kepada hamba-Nya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

Dan Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq: 5)

Artinya, tidak ada satu pun pengetahuan yang kita miliki berasal dari diri kita sendiri. Semua bersumber dari Allah. Ketika kita benar-benar yakin bahwa ilmu adalah milik Allah, maka dua hal akan terjadi:

1. Tidak Ada Kesombongan dalam Berilmu

Kesombongan lahir dari anggapan bahwa ilmu adalah hasil usaha pribadi. Padahal, kita hanya menerima amanah dari Allah. Dengan kesadaran ini, kita akan lebih rendah hati dan tidak merasa lebih tinggi dari orang lain.

2. Amal dengan Ilmu Menjadi Ikhlas

Karena ilmu bukan milik kita, maka penggunaannya pun harus sesuai dengan kehendak Pemiliknya, yaitu Allah. Saat kita berbagi ilmu, mengajarkan orang lain, atau menggunakannya untuk kebaikan, kita lakukan semata-mata karena Allah, bukan untuk mencari pengakuan atau pujian.

Mengapa Urusan Dunia Jadi Selesai?

Jika kita benar-benar yakin bahwa semua berasal dari Allah, termasuk rezeki, jabatan, dan ilmu, maka kita tidak lagi terjebak dalam kegelisahan duniawi. Kita tidak akan iri dengan kesuksesan orang lain, karena kita tahu pembagian itu milik Allah. Kita juga tidak akan mengejar dunia dengan cara yang kotor, sebab kita sadar bahwa semua akan kembali kepada-Nya.

Ikhlas bukan berarti pasrah tanpa usaha, tetapi bekerja dengan sepenuh hati sambil meyakini bahwa hasilnya adalah hak prerogatif Allah. Inilah yang membuat hati tenang dan urusan dunia terasa “selesai”.

Penutup Dari Konsep Keihklasan 

Ikhlas lahir dari keyakinan bahwa kita hanyalah hamba yang menerima titipan, termasuk titipan berupa ilmu. Maka, jangan pernah merasa memiliki sepenuhnya apa yang ada di diri kita. Ketika semua dinisbatkan kepada Allah, kita akan menemukan kedamaian. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Sesungguhnya amal itu tergantung niat, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Ikhlas memang bukan hal mudah, tetapi ia menjadi sederhana jika kita menanamkan satu keyakinan segala yang kita miliki adalah milik Allah.

Admin Sarekat

Menghidupkan Suara Yang Tersekat di antara suara lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *